CILACAP-Dinamika kuliah online menjadi bagian tak terpisahkan di masa pandemi. Beberapa mahasiswa dan dosen di Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) atau Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) mengungkapkan dinamika kulian online yang sudah dilakukan selama tiga bulan tersebut.
Mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah IAIIG angkatan 2019, Syifa Syafi’atul Qolbi mengatakan, kuliah online memiliki kekurangan. Misalnya, karena harus menggunakan telepon genggam, maka sinyal pun harus memadai.
“Misalnya, mahasiswa kesusahan untuk mencari sinyal. Bahkan ada yang mencari sinyal sampai harus ke dataran yang tinggi agar sinyalnya kuat, dan kekurangan lainnya juga ada seperti borosnya kuota (internet telepon genggam) yang dipakai,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Teman seangkatan Syifa yakni Silfiana Pramitaningsih mengungkapkan, ada keuntungan yang juga bisa dikatakan kerugian dalam kuliah online. Satu hal yang punya dua sisi itu adalah bahwa kuliah online bisa disambi. Artinya, sembari kuliah bisa membantu orang tua. Namun, tentu saja melakukan pekerjaan ganda membuat kuliah online membutuhkan bisa membuat tak fokus.
Sementara, mahasiswa Fakultas Syariah IAIIG Eka Nur memberi apresiasi pada kampus karena mengikuti anjuran pemerintah. Maka, kuliah online baik untuk diri sendiri dan sesama dalam konteks kesehatan. Namun, dia juga menyayangkan karena fasilitas kampus tak bisa dinikmati. Misalnya, untuk mengakses perpusatakaan.
Yahya Fuadi Maftuh, salah satu mahasiswa IAIIG program studi Komunikasi Penyiaran Islam mengatakan, bahwa kuliah daring yang sudah dia ikuti tidak efektif dan memiliki banyak kekurangan. “Di daerahku ngga semua internet provider koneksinya bagus, maklum di pedesaan. Jadi ya kadang suka kesel sendiri apalagi kalau dosennya minta pakai aplikasi video meeting, suara gak jelas, gambar juga pecah-pecah,” ujarnya.
Dia mengatakan, ada kalanya materi dan diskusi tak bisa diterima dan diikuti dengan baik. Sebab, kuota internet di telepon genggam habis. “Ya sudah, ngga bisa kuliah,” ujarnya.
Keluhan juga disampaikan Yuni Amalia mahasiswa UNUGHA. Dia mengatakan, kuliah online benar-benar memakan kuota internet. “Pengeluaran uang untuk beli kuota banyak banget. Aduh apalagi dosen ngasih tugas ngga kira-kira,” katanya.
Dosen IAIIG Cilacap lainnya, Hj Hanifah Muyassaroh SAg MSi mengatakan, keuntungan kuliah online yakni bisa dilakukan kapan saja dan bisa mengikuti dari mana saja. “Sementara kekurangan kuliah online yaitu kalau menggunakan media yang tidak bisa telekonferensi menjadi tidak fokus karena mahasiswa bisa saja sambil menonton Drama Korea saat perkuliahan berlangsung,” ujarnya.
Dirinya juga menyadari bahwa perkuliahan online bisa tidak efektif karena materi terpotong-potong. “Untuk mengantisipasi hal itu maka mahasiswa harus memperbanyak membaca referensi,” katanya. (*)
Laporan: Mahasiswa KPI ’17, Fajrur Hanif Fahmi, Bilqis Zakiyatun Nahdliyyah, Mega Winarno Putra,Ulfi Fitrokhatul Umami, Fikron Faqihudin, Siti Nur Khalimah, A Chalwani