Diskusi Pacu Mahasiswa Berpikir Kritis

CILACAP-Sebagai agen perubahan, mahasiswa harus berpikir kritis. Salah satu cara memacu mahasiswa berpikir kritis adalah dengan diskusi di dalam kelas atau di luar kelas. Hal itu seperti dikatakan dosen Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Putri Mayasari SH MKn, Sabtu (11/7/2020).

Putri mengatakan, diskusi di dalam kelas bisa dipacu oleh dosen pengampu mata kuliah. “Jadi mengoptimalkan diskusi di dalam kelas adalah salah satu cara menjadikan mahasiswa berpikir kritis,” ujarnya.

Selain diskusi di dalam kelas saat perkuliahan, mahasiswa bisa memanfaatkan momen diskusi lainnya. Diskusi di luar kelas atau di luar mata kuliah, katanya, juga penting untuk memacu kekritisan mahasiswa.

Dia mengatakan, berpikir kritis sangat penting bagi mahasiswa. Sebab dengan berfikir kritis, mahasiswa bisa menganalisis fakta, mencetuskan ide, mendiskusikannya, dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Kemampuan analitis itu akan bermanfaat bagi mahasiswa kelas di kemudian hari.

Dia menambahkan, mahasiswa IAIIG secara umum memiliki kelebihan. Sebab, banyak dari mereka kuliah sembari mondok di pondok pesantren. Maka, kelebihan itu bisa meningkatkan daya kritis mahasiswa karena memiliki ruang diskusi lebih variatif.

Sementara, anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Al Ghozali-Al Adawiyyah Dwi Rahayu juga mengungkapkan pendapatnya. Dia mengatakan, berpikir kritis akan membantu mahasiswa dalam menyerap pelajaran.

“Mahasiswa itu harus kritis. Kalau nggak kritis nanti susah beradaptasi sama pelajaran. Di sisi lain, kalau nggak kritis juga akan kurang paham sama pelajaran,” ujarnya saat diwawancarai secara online, Sabtu (11/7/2020).

Dia juga menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan atau diusahakan oleh dosen untuk membuat mahasiswa menjadi kritis. “Mungkin dosen bisa mengubah strategi pembelajaran sehingga mahasiswa tidak monoton, hanya mendengarkan saja,” katanya. Menurutnya, metode diskusi bisa memancing mahasiswa berpikir kritis.

Dwi mengungkapkan selain perkuliahan di kelas, berorganisasi bisa memacu kekritisan mahasiswa. Di sisi lain, penunjang mahasiswa agar bisa berpikir kritis adalah dengan sering membaca buku. (*)

Laporan: Azhar Sholeh Mukti, Fajri Akhla Sabilah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *